... INDAHNYA BERBAGI REJEKI ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim … Suatu senja hari saat aku pulang kantor
dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang
sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang 10 tahun dengan
sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan disebuah lampu
merah perempatan jalan.
Dengan membawa bungkusan yang cukup
banyak diayunkannya sepeda, sambil membagikan bungkusan-bungkusan
tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari Tukang koran , Penyapu
jalan, Tuna wisma sampai Pak polisi.
Pemandangan ini membuatku
bertanya-tanya dan sangat tertarik untuk bertanya, pikiranku langsung
membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan
bungkusannya, apakah dia berjualan? "kalau dia berjualan apa mungkin
seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau?
Untuk
membunuh rasa penasaranku yang kian penasaran, aku pun membuntuti si
anak kecil tersebut sampai disebrang jalan, aku langsung menyapa anak
tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang. Dek, "boleh kakak bertanya"?
"silahkan kak" jawab adik itu.
"Kalau boleh tahu yang barusan adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ya?,"
"Oh … itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak, memang kenapa kak!,"
dengan sedikit heran , sambil ia balik bertanya. Oh.. tidak!, kakak Cuma
tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah
terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan
mereka?
Lalu ,Adik kecil ini mulai bercerita, "Dulu ! aku dan
ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma", setiap hari bekerja
hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui
hidup ini begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang
hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi
pada musim hujan kami sering kehujanan, apabila kami mengingat waktu
dulu, kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibu ku membuka warung
nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik.
Maka dari itu ibu
selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita
dulu, jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup, kenapa kita
tidak dapat berbagi kepada mereka.
Yang ibu ku selalu katakan “
hidup harus berarti buat banyak orang “, karena pada saat kita kembali
kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa
yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau
hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang ,
kenapa kita harus tunda.
Karena menurut ibuku umur manusia
terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam
kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta,” Apa yang kita bawa”?.
Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hati ku, saat itu
juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa
tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan
adik kecil ini.
Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat
dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku
merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Tuhan,
Ampunilah aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak
mengantarku kepadaMu..
Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat yang menyadarkan aku dari tidur nyenyakku selama ini.
----------------------------------
Apa yang dapat kita ambil dari kisah pendek diatas?
Bangunlah dari tidur nyenyakmu wahai kawan, berpikirlah bijak ...
Suatu kebahagiaan akan sangat berharga ketika memberi dari pada
menerima. Hidup ini akan lebih berarti ketika membagikan sesuatu untuk
orang lain dan tidak hanya untuk menyenangkan diri sendiri ...
Selamat berbagi dengan sesama ...!
|
NAMA ANDA
-
19.00
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|
0 komentar:
Posting Komentar